Tuban merupakan sebuah kota kecil yang terletak di pesisir utara Jawa Timur berbatasan dengan Lasem Jawa Tengah. Dari Surabaya menuju ke Tuban dibutuhkan waktu sekitar 2.5 jam dengan bis.
Tuban terkenal sebagai sebuah kota santri karena di sana ada pesantren Tebu Ireng yang merupakan sebuah pesantren yang cukup tua dan sering dikunjungi oleh Gus Dur. Penduduk di Tuban memang sebagian besar orang NU meskipun banyak juga yang masih merupakan Islam abangan. Ada sebuah masjid tua di alun-alun Tuban. Sayangnya oleh ibu Bupati Tuban, eksterior masjid ini kemudian direnovasi pada sekitar tahun 2004 atau 2005. Sekarang bentuk masjidnya jadi lebih modern mengikuti arsitektur Istambul, jauh berbeda dari arsitektur aslinya. Lebih megah memang, namun … tidak lagi asli dan kesannya (kesanku) masjid ini tidak bisa lebur dalam satu kesatuan dengan lingkungan setempat. Di belakang masjid ini ada makan yang dipercaya sebagai makan Sunan Bonang. Setiap tahun sekali ada banyak orang yang “kaul” dan berdoa di makan tersebut. Makam ini memang salah satu daya tarik wisata di Tuban selain goa Akbar, goa Maharani, tanjung Kodok dan kuil kuno yang yang menghadap langsung ke arah tanjung Kodok.
Makanan dan oleh-oleh unik dari Tuban? waahh buanyaakk. Tapi biasanya orang suka membeli trasi yang terkenal enak dari Tuban. Selain itu tentu saja ada siwalan, buah yang hanya bisa tumbuh di tanah kering dan berkapur. Siwalan adalah buah pohon lontar. Dari pohon ini juga bisa dihasilkan minuman beralkohol yang disebut “tuak” oleh masyarak setempat. Pada jaman aku masih kecil sekitar tahun 1980-an) di setiap perempatan jalan akan terlihat segerombolan orang yang minum tuak dengan gelas yang terbuat dari bambu. Sejak tahun 1990-an tradisi ini sudah mulai berkurang dikarenakan semakin kuatnya pengaruh Islam di wilayah ini. Meskipun demikian tradisi minum tuak masih terus berlangsung.
28 Juni 2009
Profil Kota Tuban
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar